Kordinator aksi, Muhammad Syafii, dengan lantang menyebutkan Wilmar Group harus segera mencopot Aliang dan angkat kaki di Bumi Melayu Kuala Tanjung.
“Aliang ini terkesan tidak peduli dengan masyarakat yang ada diseputaran perusahaan. Saat ini kebijakan pihak mangemen PT MNA tidak berpihak kepada putra daerah dan warga sekitar, salah satu contoh penanganan banjir dirumah warga dampak pembangunan tembok perusahaan,” ujar Syafii dalam orasinya.
Salah satu orator, Ismail, mengatakan, kekesalannya karena pihak manager Aliang bersama rekannya minum – minum tuak di mes perumahan milik PT MNA.
“Siapa bilang minuman tuak tidak berbahaya, sudah banyak korban berjatuhan akibat minum tuak. Aliang dengan rekan – rekannya dengan sengaja melakukan pesta tuak di Tanah Melayu Kuala Tanjung,” ungkap Ismail.
Perwakilan pihak perusahaan PT MNA, Manager Keamanan, Saragih, saat menerima keranda mayat, enggan memberikan komentar kepada wartawan. (Plk)