Toleransi Mahasiswa STMIK Triguna Cerminkan Agama & Suku

MEDAN I Toleransi di kalangan mahasiswa Islam di lingkungan STMIK Triguna Dharma mencerminkan bagaimana mereka dapat hidup berdampingan dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya yang berbeda. Di perguruan tinggi, termasuk di STMIK Triguna Dharma, mahasiswa Islam diharapkan dapat menjalani kehidupan kampus yang penuh dengan rasa saling menghormati dan memahami perbedaan. Beberapa aspek yang dapat menggambarkan toleransi mahasiswa Islam di kampus ini antara lain:

1. Saling Menghormati Kepercayaan dan Praktik Agama: Mahasiswa Islam cenderung menghormati keyakinan agama lain, serta mendukung teman-teman non-Muslim dalam menjalankan ibadah atau tradisi keagamaan mereka. Ini dapat terlihat dalam kerjasama antar mahasiswa, baik dalam kegiatan akademik maupun sosial.

2. Partisipasi dalam Kegiatan Bersama: Di kampus, mahasiswa Islam sering terlibat dalam berbagai kegiatan yang melibatkan mahasiswa lintas agama, seperti seminar, workshop, atau kegiatan sosial lainnya. Dalam konteks ini, mahasiswa Islam dapat menunjukkan sikap inklusif dan membuka diri untuk berdialog dan bekerja sama dengan teman-teman dari agama yang berbeda.

3. Mendukung Lingkungan Kampus yang Kondusif: Mahasiswa Islam di STMIK Triguna Dharma juga berperan dalam menciptakan suasana kampus yang damai dan kondusif, di mana semua mahasiswa merasa dihargai. Ini bisa tercermin dalam keterlibatan mereka dalam kegiatan kemahasiswaan yang mendukung kebersamaan antar agama dan suku.

4. Pendidikan Agama yang Tidak Menyudutkan: Mahasiswa Islam juga diharapkan untuk tidak memaksakan pandangan atau ajaran agama mereka kepada orang lain, melainkan menunjukkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) melalui sikap dan perilaku yang baik.

Secara keseluruhan, toleransi mahasiswa Islam di lingkungan STMIK Triguna Dharma mencerminkan sikap saling menghormati, kerjasama, dan hidup berdampingan dengan damai meskipun ada perbedaan latar belakang. Namun, tentu saja, seiring waktu, penting bagi pihak kampus untuk terus mendorong dan mendukung terciptanya lingkungan yang lebih inklusif dan toleran bagi semua mahasiswa.

Penulis :

ABU HASAN AL ASYARI Ms, S. Pd. I, M. Pd (Dosen STMIK TRIGUNA DHARMA Medan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklan