Opini  

Siapa Sebenarnya Penggagas Kabupaten Batu Bara?

Oleh : Alpian. Batubara adalah salah satu dari 25 kabupaten di Sumatera Utara (Sumut) saat ini. Bila digabung dengan daerah setingkat, yakni, kota, semuanya 33 daerah.

Daerah yang mekar dari Asahan itu tergolong baru. Lahir pada 8 Desember 2006. Persis hari Jumat disahkan oleh Sidang Paripurna Istimewa DPR RI bersama 16 kabupaten-kota lainnya di Indonesia.

Lalu, siapa sebenarnya penggagas Kabupaten Batubara tersebut? Tokoh senior Batubara yang sampai kini masih hidup, H Mukhtar Tanjung mengaku, Batubara diperjuangkan menjadi kabupaten melalui tiga fase.
Fase pertama awal Kemerdekaan RI. Tapi diganjal Partai Komunis Indonesia (PKI). Fase kedua pada 1970-1980-an. Disponsori putra Batubara asal Desa Pesisir Kecamatan Talawi, Kolonel Udara M Yusuf. Lagi-lagi gagal diganjal penguasa waktu itu.

Fase ketiga, itulah yang berhasil. Meskipun harus melalui perjuangan ulet. Diawali adanya permohonan Ir Amir Syarifuddin AF, waktu itu Kepala Dinas PU Asahan pada 1999.
Kepada tokoh muda T. Alkisah Led, Syarifuddin AF minta dipertemukan dengan Yahdi Khoir. Setelah ditetapkan waktu dan tempatnya, Syarifuddin AF tidak muncul.

Alkisah Led hampir kehabisan akal. Apa yang mau dibicarakan dengan Yahdi Khoir. Tapi rupanya inspirasinya muncul. Kalau dugaan pertama Syarifuddin AF minta dukungan menjadi calon Bupati, Alkisah Led kemudian menyampaikan dua hal kepada Yahdi Khoir. Pertama, gaji, minimal honor kepala desa (Kades) yang ketika itu nihil. Kedua,
perjuangan membentuk Kabupaten Batubara itulah.

Yahdi Khoir sempat mengajukan pertanyaan kepada Alkisah Led, mengapa dan apa tujuannya memperjuangkan terbentuknya Kabupaten Batubara.

Ringkas saja. Utama sekali, inspirasi dari orangtuanya, Tengku Led yang sebelumnya pernah menjadi Wedana di Batubara. Wedana adalah pemimpin Kewedanaan, struktur pemerintahan di bawah kabupaten dan di atas kecamatan waktu itu. Kini bersama dengan Kresidenan sudah dilikuidasi.

Alasan lainnya? Tiga hal prinsip yang tidak bisa ditawar, yakni, sisi historis (sejarah), geografis (luas daerah) dan ekonomis atau sumber daya alam (SDA dan SDM).

Tidak berapa lama, datang seseorang bernama Drs Sofyan Nasution ke Indrapura. Menemui tokoh senior, H Mukhtar Tanjung. Tapi Sofyan Nasution yang ini bukan yang pernah sebagai Pejabat Bupati Batubara pertama.

Sofyan Nasution dimaksud saat itu bertugas sebagai Direktur Umum pada Dirjen Sospol Departemen Dalam Negeri RI di Jakarta. Putra Djakfar Nasution Camat Air Putih awal kemerdekaan.

Sofyan Nasution mohon dukungan. Akhirnya digelar pertemuan di rumah Ir H Sudjono Giatmo (kini almarhum) di Simpang Empat Desa Tanah Merah Indrapura.

Hasil pertemuan mendukung sepenuhnya permohonan Sofyan Nasution menjadi calon Bupati Asahan. Esoknya pertemuan dilanjutkan di Bunut untuk minta dukungan dengan tokoh masyarakat Kisaran.

Tapi diketahui penguasa. Akhirnya, Sofyan Nasution harus kembali ke Jakarta tanpa hasil. Dalam perjalanan pulang ke Bandara Polonia Medan dalam mobil yang ditumpangi, Sofyan Nasution berkata kepada tokoh masyarakat Kecamatan Air Putih yang ikut, “Kalau bisa, usahakan kalianlah Batubara itu jadi Kabupaten”.

Itulah inspirasi. Makanya pada 18 Maret 2000, beberapa pimpinan partai politik menggelar pertemuan di rumah Asmadinata Dalimunthe, (kini Wakil Ketua DPRD Batubara) di Desa Sipare-pare.

Agenda utama, membentuk panitia. Lalu terpilihlah Misnan akrab dipanggil Nasib, Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Air Putih sebagai Ketua Panitia.

Pada 31 Maret kembali digelar pertemuan, tetap di rumah Asmadinata. Agendanya membahas perjuangan membentuk Kabupaten Batubara itulah. Hasilnya, perjuangan membentuk Kabupaten Batubara tidak dapat dilakukan warga Kecamatan Air Putih saja. Tapi harus seluruh warga Batubara. Minimal tokoh masyarakatnya dari tujuh kecamatan.

Itulah sebabnya, pada Mei 2000, digelar pertemuan 49 tokoh masyarakat Batubara dengan panaitia di Gedung MPH Tanjung Gading Kecamatan Sei Suka.

Saat itulah Ketua Panitia menemui Alkisah Led. Misnan berkata, “Sah, kuharap anda jangan menolak”. “Apa itu?” kata Alkisah. “Andalah yang tampil ke depan”. “Untuk apa?” Jawab Misnan, “Menyampaikan ide pemekaran”.

Pada mulanya Alkisah Led menolak. Alasannya masih banyak tokoh senior. Di antaranya, H Mukhtar Tanjung tadi, mantananggota DPRD Asahan. Kemudian, BY Tand, seniman Asia Tenggara dan berkali-kali jumpa dengan Presiden RI pertama Soekarno. Ketiga, OK Noni dari Tanjung Tiram.

Misnan menjawab, ketiganya tidak bisa. Alkisah Led kembali membalikkan pertanyaan. “Lalu siapa lagi yang bisa?. Misnan kembali menunjuk, “andalah!” katanya kepada Alkisah Led.

Akhirnya Alkisah Led pasrah. Karena sebelumnya sedikit banyaknya maklum proses terbentuknya kabupaten lain di Indonesia, termasuk Madina, mekar dari Tapsel dan Tobasa dari Taput pada 1999, Alkisah Led tampil ke depan, menyampaikan ide pemekaran.

Saat itulah disampaikan tiga sisi utama, yakni, historis, geografis dan ekonomis sebagai modal Batubara jadi Kabupaten. Selesai menyampaikan ide itu, sampailah waktu isoma (istirahat, solat dan makan).

Pukul 14.00 Wib, pertemuan dilanjutkan dengan tema membahas ide pemekaran yang disampaiklan Alkisah Led sebelumnmya. Hasilnya, semua tokoh masyarakat yang hadir setuju.

Lalu bagaimana program berikutnya? Kembali menggelar pertemuan di rumah Drs Djaluddin Ar di Desa Tanah Merah Kecamatan Air Putih.

Peserta kemudian sepakat membentuk organisasi yang bakal mengusung perjuangan membentuk Kabupaten Batubara tersebut. Itulah, Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batubara (Gemkara).

Pada 2001, Gemkara diserahkan kepada tokoh masyarakst Batubara yang tinggal di Medan, Sahari Zakaria SH. Kemudian kepada Anjar Amri dan 2003 kepada OK Arya.

Perjuangan membentuk Kabupaten Batubara belum berhasil akibat adanya Perda (Peraturan Daerah) Asahan Nomor 26 yang intinya, sampai 2005, tidak ada pemekaran di Asahan.
Juli 2005, Pemkab Asahan melalui DPRD-nya membentuk Pansus (panitia khusus) tentang pemekaran itulah. Diketuai oleh Yahdi Khoir. Pansus kemudian bekerja menemui dan minta tanggapan warga pada tujuh kecamatan. Lalu mengundang Komisi II DPR RI untuk melihat kondisi dan potensi Batubara.

Akhirnya, pada Jumat 8 Desember 2006, Batubara pun disahkan menjadi kabupaten. Sampai kini, daerah yang mekar dari Asahan tersebut masih tetap tujuh kecamatan. Tapi desa dan kelurahannya sudah bertambah. Saat menjadi kabupaten, Batubara 93 desa dan tujuh kelurahan. Kini, 141 desa dan sepuluh kelurahan hasil pemekaran awal 2011. Penduduknya hampir 400 ribu jiwa.

Kondisi daerah Batubara, sama dengan kabupaten dan kota lainnya di Sumut. Pemkab dan warganya berjuang untuk menjadikan Batubara itu Sejahtera, Berjaya dan Gemilang. Itulah Batubara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklan
iklan